saat seorang sahabat Rasulullah S.A.W kehilangan salah seorang anaknya, Nabi menyampaikan satu Hadis qudsi di tengah kerumunan sahabat-sahabatnya. "Ketahuilah wahai sahabat-sahabatku, Allah bertanya kepada malaikat-Nya, Sudahkah engkau cabut roh hamba-Ku?' Malaikat menjawab, 'Sudah ya Allah. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya, 'Sudahkah engkau cabut roh buah hatinya?' Malaikat menjawab, 'Sudah ya Allah. Allah pun bertanya lagi, 'Apa yang diucapkan hambaKu itu?' Malaikat menjawab, 'Dia memuji Engkau ya Allah dan beristirja.' Allah kemudian berkata, 'Buatkanlah baginya rumah yang indah di surga dan jadikanlah rumah itu selalu dipuji oleh siapa pun yang melihatnya kelak." (HR Ahmad).
Beristirja adalah mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Seorang sahabat pada zaman Nabi, Khansa terkenal dengan gelaran Ibu para syuhada. Beliau adalah seorang yang fasih, mulia, murah hati, tenang, berani, tegas, dan pandai bersyair. Beliau terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang yang dikasihinya yang telah tiada mendahului ke alam baka.
Diriwayatkan bahawa ketika Adi bin Hatim dan saudaranya, Safanah binti Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah S.A.W, mereka berkata, "Ya Rasulullah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, dan orang yang paling pandai berkuda." Rasulullah S.A.W bersabda, "Siapakah mereka itu. Sebutkanlah namanya."
Adi menjawab, "Adapun yang paling pandai bersyair adalah Umru'ul Qais bin Hujr, dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha'i, ayahku. Dan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Ma'dikariba.
"Rasulullah S.A.W bersabda, "Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling pandai bersyair adalah Khansa binti Amr, dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah, dan orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thailib.
"Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melalui pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Dan Khansa sendiri terkenalsebagai ibu dari para syuhada. Hal itu disebabkan dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di medan Qadisiyah. Sebelum peperangan, terjadilah perdebatan yang sengit di rumah Khansa. Di antara keempat anaknya telah terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka karena ayah mereka telah lebih dulu menjadi syuhada. Keempatnya saling tunjuk kepada yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang fi sabilillah melawan musuh.
Rupanya, pertengkaran mereka itu telah terdengar ibunda mereka. Khansa lalu mengumpulkan keempat anaknya.Kemudian Khansa berkata, "Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini anak-anak dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu.
"Bila kalian telah memasuki waktu pagi dan Allah menghendaki kalian dalam keadaan selamat, bersiaplah untuk memerangi musuh-musuh kalian dengan penuh waspada. Hanya Allah yang akan menolong kalian untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya. Jika kalian telah melihat perang, singsingkanlah lengan baju dan berangkatlah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan ghanimah dan kemuliaan di tempat yang kekal dan abadi di syurga. Wahai anakku, carilah maut nescaya dianugerahi hidup.
"Anak-anaknya mendengarkan wasiat tersebut dan keluar dari sisi ibunya dalam keadaan gembira. Saat fajar menyingsing, mereka meninggalkan markas dan menuju medan perang. Mereka berjuang mati-matian melawan musuh sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya satu demi satu putra Khansa pun syahid.
Ketika Khansa mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak merasa sedih dan terkejut lalu dia pun beristirja dan terus berkata, "Alhamdulillah, Allah telah memuliakanku dengan syahidnya anak-anakku. Semoga Allah segera memanggilku dan memperkena mempertemukan aku dengan anak-anakku dalam naungan rahmat-Nya yang kukuh di syurga-Nya yang luas.
"Khansa meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan Uthman bin Affan Uthman bin 'Affan RadhiyAllahu'anhu , yaitu pada tahun ke-24 Hijriah.
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Khansa, ibu para syuhada
No comments:
Post a Comment